Minggu, 08 Mei 2011

Tips Memilih Pembalut


Jika tiba masanya tamu bulanan datang, sebagai wanita modern pembalut sudah bukanlah asing. Bahkan bisa dikatakan sebagai teman setia di saat ‘sang tamu’ datang.

Sekarang ini, begitu banyak pilihan merek pembalut wanita, dengan keunggulan masing-masing. Aroma, warna, dan bentuknya pun beragam. Belum lagi banyaknya iklan di media massa yang menawarkan berbagai kelebihan pembalut wanita. Itu membuat kita bingung menentukan pilihan.

Ini karena setiap perempuan yang masih mengalami haid, pastilah mengenal pembalut. Tapi karena jenis dan merek pembalut begitu banyak, tak jarang orang jadi gemar berganti-ganti jenis pembalut.

Namun waspadalah, sebab tidak semua pembalut aman bagi kesehatan organ intim kaum perempuan. Apalagi, jika kebersihan kurang terjaga, pembalut bisa jadi pemicu munculnya infeksi, iritasi, atau vaginitis (radang vagina).

Bagaimana memilih pembalut yang aman bagi kesehatan organ reproduksi kaum perempuan?

Meskipun pembalut memiliki daya serap tinggi, ada baiknya kita mengganti pembalut sesering mungkin. Biasanya, haid keluar lebih banyak pada hari pertama dan kedua. Pembalut yang sering terlambat diganti bisa menimbulkan berbagai jenis penyakit, terutama yang disebabkan oleh jamur dan bakteri. Keduanya akan tumbuh subur di tempat-tempat lembab.

Selama haid, kebersihan organ intim juga perlu mendapatkan perhatian ekstra. Jika kebersihan kurang terjaga, gatal-gatal pun bisa timbul. Rasa gatal yang berlebihan membuat orang tak tahan ingin menggaruknya. Sedangkan bila digaruk, permukaan kulit akan lecet, terbuka, dan meradang.

Jangan biarkan vagina dalam kondisi lembab. Saat membersihkan, basuhlah dengan air bersih dari arah depan hingga ke belakang. Cara membersihkan dari arah belakang ke depan justru akan memindahkan bakteri yang banyak bersarang di daerah anus ke wilayah organ reproduksi. Akibatnya, timbul rasa gatal yang luar biasa di daerah ini.

Gantilah celana dalam minimal dua kali sehari, dan pilih pakaian dalam dari bahan katun yang mudah menyerap keringat. Kebersihan yang tidak maksimal bisa menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem vagina, sehingga keluar lendir berlebihan yang biasa disebut keputihan.

Meski begitu, ada juga keputihan normal, yakni yang muncul di antara masa siklus haid dan merupakan fase dari siklus hormonal wanita. Cairan yang keluar pun tidak banyak. Keputihan disebut tidak normal jika cairan yang keluar berwarna putih susu dan kental, berwarna kekuningan atau hijau. Gejala keputihan seperti ini umumnya disertai serangan gatal-gatal pada vagina. Bila ini terjadi, sebaiknya segera kunjungi dokter untuk mendapatkan pengobatan.

Selain pembalut, banyak wanita biasanya memakai panty liner untuk pemakaian sehari-hari. Sebetulnya, meski tidak sedang keputihan, organ intim wanita memang selalu mengeluarkan cairan, namun jumlahnya tidak banyak. Sama seperti pembalut, panty liner pun sebaiknya sering diganti, karena permukaannya yang bersentuhan dengan kulit akan menimbulkan kelembaban.

Sebaiknya, pilihlah panty liner yang tidak mengandung parfum. Soalnya, mereka yang berkulit sensitif akan lebih mudah terserang alergi akibat zat kimia yang terkandung dalam parfum tersebut. Alergi bisa muncul dalam bentuk rasa gatal dan memperparah keputihan. Bahkan, terkadang muncul iritasi. Namun, kondisi ini bisa diminimalkan dengan sering mengganti panty liner.

Meskipun bersifat relatif, ada beberapa hal yang patut dicermati dalam memilih pembalut. Di antaranya, berdaya serap tinggi dan tidak mengerut. Ini akan membantu saat haid sedang banyak. Pembalut pun harus nyaman dipakai, agar tidak mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk itu, pilihlah pembalut tipis dengan daya serap yang bisa diandalkan.

Sama seperti panty liner, ada baiknya memilih pembalut yang tidak mempunyai aroma tertentu. Wangi-wangian pada pembalut justru mengandung bahan kimia yang dapat menimbulkan gatal dan iritasi pada permukaan kulit. Pembubuhan bedak atau talk pada permukaan pembalut sebelum digunakan juga dapat menimbulkan akibat sama.

Saat membeli pembalut, pastikan kemasan barang yang kita beli dalam keadaan baik dan tertutup rapat. Tukarkan barang jika pada plastik kemasan ada lubang, sekecil apa pun itu. Lubang ini bisa jadi pintu keluar masuk kuman yang terbawa debu. Karena penggunaan pembalut berkaitan dengan permukaan kulit organ perempuan yang cukup sensitif, higienitasnya harus benar-benar terjaga.

Selain itu, pilihlah pembalut dari bahan sangat lembut dan lentur. Ini akan mengurangi faktor iritasi pada daerah kulit vagina. Pada saat haid, hindari celana dalam yang terlalu ketat. Soalnya, keketatan semacam itu akan menekan otot luar organ intim, dan menciptakan suasana lembab. Hindari pula celana jins yang terlalu ketat di bagian selangkangan.

Saat berada di toilet umum, terutama saat haid, sebaiknya tidak menggunakan air yang berada di ember atau bak. Menurut penelitian, air yang tergenang di toilet umum mengandung 70% jamur candida albicans, penyebab keputihan. Sedangkan air yang mengalir dari keran toilet umum mengandung kurang lebih 10-20%. Bisa dipastikan, jika menggunakan air di ember toilet umum, keesokan harinya akan muncul rasa gatal. Atau, jika ingin lebih aman, sepulang dari toilet umum basuhlah organ intim dengan air hangat (cenderung panas), lalu keringkan dengan handuk lembut. Jamur dan bakteri mudah mati dalam air bersuhu tinggi.

Selain itu, pakailah cairan khusus pembersih organ intim (antibakteri) sekali-kali saja. Sebab, penggunaan secara rutin malah mengganggu keseimbangan flora di sekitar alat reproduksi. Juga, kebiasaan ini akan membunuh mikroba "baik" dan memicu tumbuhnya jamur.

Hati-hati Alergi Pembalut

Dikurung adalah salah satu tradisi kuno yang diberlakukan pada perempuan yang tengah menstruasi. Pada jaman itu, anak gadis ibu-ibu yang sedang haid tidak diperbolehkan keluar dari kamar. Mereka mengalami “pemasungan” hingga haid usai. Menurut mitos saat itu, darah haid yang menetes di sembarang tempat dapat membawa malapetaka.

Itu dulu. Sekarang, masa haid bukan lagi rintangan untuk beraktifitas. Penggunaan pembalut sudah sangat akrab bagi perempuan. Mau ke mana saja, okey saja, tak perlu khawatir darah mengotori tempat lain.

Praktisnya pembalut untuk sebagai penahan sementara darah haid yang keluar dari organ intim wanita bagi wanita modern sudah sangat membiasa. Bahkan, telah masuk dalam daftar rutin belanja bulanan. Naum demikian, terkadang tak sedikit yang kemudian jengkel dan sebal dengan pembalut.

“Aduh, rasanya tak nyaman sekali kalau saat mens. Aku harus berhadapan dengan pembalut yang bikin gatal”, sungut Wiwin, seorang ibu rumahtangga.

Adakah Anda merasakan seperti yang dialami oleh Wiwin? Bagian intim terasa gatal? Atau penggunaan pembalut justru menghentikan haid? Berhati-hatilah, karena jangan-jangan Anda alergi pembalut. Tidak percaya? Simak saja penjelasan berikut.

Daya Serap Pembalut

Betapapun akrabnya perempuan dengan pembalut, namun bisa memicu alergi lho. Memang, menurut sejumlah spesialis kebidanan & kandungan, keluhan adanya alergi pada pembalut jarang ditemukan secara langsung.

Alergi ini bisa dilihat dari dua hal yakni kondisi masing-masing individual atau jenis pembalutnya.

Khusus untuk pembalut, alergi bisa dilihat dari bahannya. Apakah memiliki daya serap yang tinggi atau tidak. Jika penyerapan tidak sempurna, maka bukan tidak mungkin memunculkan reaksi pada organ intim, termasuk gatal-gatal.

Ini karena darah haid itu tidaklah darah bersih, melainkan bersifat patologis. Banyak bibit-bibit penyakit yang siap datang menerjang. Nah, alergi ini sendiri mincul bisa jadi karena tertumpuknya darah-darah tersebut.

Ini karena umumnya para ibu tidak menyadari adanya gangguan yang diakibatkan oleh pembalut. Seringkali seorang wanita mengeluhkan gatal selama menstruasi dan berlanjut hingga menstruasi hilang tanpa menyebutkan apakah dia merasa tidak nyaman dengan suatu jenis pembalut.

Keadaaan ini, boleh jadi membiasa untuk dibiarkan karena biasanya alergi ini berlangsung tidak lama dan bersifat kambuhan.

Umumnya, gejala yang muncul pun dapat diatasi dengan bantuan sederhana, seperti salep atau dengan membersihkan bagian intim dengan antiseptik khusus untuk organ vital.

Padahal, tindakan ini tidaklah dianjurkan. Mengingat alergi pembalut terjadi di area reproduksi, harus ditangani dengan baik. Area ini umumnya rentan dengan gangguan kesehatan, baik itu keputihan atau yang terberat, kanker leher rahim. Alergi ini pun gejalanya hampir sama dengan penyakit yang sering mengganggu vagina tersebut. Misalnya, gejala yang muncul biasanya didahului rasa gatal yang amat sangat setiap kali menggunakan pembalut. Selanjutnya timbul rasa panas.

Kondisi ini jika dibiarkan atau tetap bertahan menggunakan pembalut, seringkali berlanjut menjadi luka akibat garukan yang terlalu sering atau keras. Luka yang terbuka, apalagi berada di daerah lembab membuat jamur ikut berkembang subur, dan akhirnya sangat mudah terinfeksi, serta menjadi peradangan. Bila masih ada di bagian luar vagina, peradangan lebih mudah disembuhkan. Namun, bila sudah masuk ke bagian dalam vagina, perawatannya menjadi lebih rumit dan lama.

Cara paling aman untuk mendeteksi adanya gangguan pada organ intim, termasuk alergi pembalut adalah melakukan pemeriksaan dalam secara rutin. Pemeriksaan papsmear juga perlu dilakukan, terutama untuk mereka yang sudah melakukan hubungan intim. Pemeriksaan dapat mendeteksi adanya kelainan, seperti tumbuhnya spora jamur yang tidak normal, atau adanya gangguan yang disebabkan oleh bakteri atau kuman secara lebih teliti.

0 komentar:

Posting Komentar

 
<a href=http://zawa.blogsome.com>Zawa Clocks</a>




Pink Transparent Star
Just select text on the page and get instant translation from Google Translate!

Free translator

© Copyright 2011. All Right Reserved by caTatan Mey Mey | Designed by Cand Andrean | Kecantikan | Kesehatan