Saat ini, tidak aneh jika melihat orang yang giginya diberi kawat. Bahkan ada yang memakai kawat gigi full colours hanya karena ikutan tren. Padahal, proses pemasangan kawat gigi adalah proses yang sangat menyakitkan. Walah.
Ada dua alasan mengapa orang memakai kawat gigi: kesehatan dan kecantikan. Kawat gigi bisa membuat tampilan gigi rapi dan jika gigi sudah berubah penampilan wajah juga akan berbeda. Namun bila asal memakai, kawat gigi malah bisa merusak gigi dan rahang.
"Perawatan gigi yang salah, bisa menyebabkan fungsi gigi rusak dan masalah itu biasanya baru bisa dirasakan setelah sekian lama memakai kawat gigi," kata ahli ortodentis, Prof Dr Eky Soeria Soemantri, SpOrt di media gathering tentang ortodonti beberapa waktu yang lalu.
Perubahan ini karena penggunaan kawat gigi yang salah. Gigi yang terlihat tidak rapih atau berjejer rata, bisa saja fungsi giginya justru benar. Karena fungsi gigi dilihat dari keseluruhan fungsi kerja gigi dan rahang. Hal ini justru sering disalahartikan oleh masyarakat. Orang awam, melihat hanya dari penampilan luar gigi dan rahang, bukan secara keseluruhan fungsinya. Untuk itu, bila ada masalah pada gigi perlu berkonsultasi ke dokter ahli ortodonti. Jadi, jangan sekali-kali meminta pemasangan kawat gigi pada dokter yang bukan ahlinya.
Waktu pemasangan yang terbaik adalah di usia anak-anak, karena tulang dan gigi mereka masih di masa pertumbuhan sehingga proses perbaikan lebih mudah. Sedangkan bagi orang dewasa, harus ada alasan yang kuat untuk menggunakan kawat gigi karena tidak semua orang mampu menolerir rasa sakitnya. Selain itu ada tuntutan kedisiplinan, seperti lebih rajin menggosok gigi, lebih cermat membersihkan gigi, dan tidak boleh makan sembarangan. Hal lain yang perlu dipertimbangkan sebelum menggunakan kawat gigi adalah faktor biaya yang cukup mahal.
Luar dan dalam
Pemakaian kawat gigi yang tepat bisa merubah susunan gigi dan betuk rahang ke bentuk yang lebih sempurna. Bentuk rahang yang tidak bagus akan mempengaruhi kesehatan, seperti sakit kepala atau tidak lancarnya pencernaan karena proses pengunyahan makanan yang tidak benar.
Kawat gigi, berdasarkan letaknya dibagi menjadi dua jenis ekstraoral dan intraoral (di luar dan di dalam mulut). Kawat yang dipakai di luar mulut biasanya digunakan untuk bentuk dagu yang terlalu panjang sehingga bentuk dagu bisa diperbaiki. Sementara kawat intraoral dibedakan menjadi removable dan fixed appliance.
Kawat gigi removable bisa dilepas-pasang oleh pasien, bentuknya berupa sebaris kawat dengan pelat di langit-langit. Pada umumnya jenis ini digunakan untuk anak-anak yang berusia di bawah 13 tahun dan kasusnya ringan. Sedangkan kawat gigi fixed appliance adalah kawat yang ditempel di bagian depan gigi dan sedikit di bagian dalam gigi. Fixed appliance dibagi lagi berdasarkan bahan yang ditempel pada gigi (dinamakan breket), ada yang terbuat dari metal dan nonmetal. Metal biasanya berwarna silver atau gold. Sedangkan nonmetal dapat berupa keramik, plastik, komposit yang transparan atau berwarna-warni.(wik)
Jangan Asal Pasang
Memasang kawat gigi tidak boleh dilakukan sembarang dokter gigi. Harus dokter yang memiliki gelar Spesialis Ortodentis yang bisa melakukannya. Sayangnya, spesialis ini tidak banyak sebab pendidikan spesialis cukup lama sebab begitu banyak masalah gigi yang harus dipelajari. Akibatnya, banyak dokter gigi umum yang nekat memberikan perawatan sehingga seringkali timbul kesalahan perawatan.
"Bila datang ke dokter yang salah bisa sangat bahaya. Jangan main-main dengan kawat gigi karena dampak kerusakannya bisa seumur hidup. Kepala bisa pusing-pusing, gangguan pada rahang, dan jika terlanjur rusak akan sulit diperbaiki," kata Prof Dr Eky Soeria Soemantri, SpOrt, dokter ahli ortodenti dan dosen di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjajaran, Bandung.
Ortodonti merupakan salah satu dari tujuh cabang kedokteran gigi. Tujuan utama perawatan ortodonti adalah memperbaiki oklusi yaitu susunan gigi di rahang atas dan bawah pada waktu mulut menutup. Sebagian besar orang memiliki oklusi tidak normal, misalnya rahang bawah atau rahang atas terlalu maju. Bisa dikatakan bahwa sekitar 80 persen orang di dunia membutuhkan kawat gigi karena memiliki susunan gigi dengan relasi rahang atas dan bawah yang abnormal.
Sebagian besar dari maloklusi (kelainan kontak) merupakan bawaan atau keturunan. Dalam hal ini termasuk gigi berjejal, gigi beruang atau memiliki celahdi antara gigi, kelebihan atau kekurangan gigi, celah bibir dan langit, serta kelainan pada rahang dan muka. Maloklusi juga bisa ditimbulkan oleh kebiasaan buruk misalnya kebiasaan mengisap jari tangan sejak kecil, kebiasaan menjulurkan lidah, atau kecelakaan yang mengakibatkan gigi rontok. (wik)
Gara-gara Tom Cruise
Aktor ganteng Tom Cruise boleh disebut sebagai orang yang memelopori pemakaian kawat gigi. Sekitar tahun 2000-an, Cruise mempertontonkan gigi berbehelnya itu. Ia memakai kawat gigi berbahan polimer bening untuk merapikan gigi "kelincinya". Efeknya luar biasa, setelah beberapa lama memakai kawat, Cruise kelihatan tambah ganteng dan senyumnya tambah menawan.
Di Indonesia, beberapa artis juga memakai kawat gigi. Senyum cantiknya Titi DJ didapatnya karena giginya dirapikan dengan kawat gigi. Presenter Tamara Geraldine dan penyanyi jazz Syaharani juga pakai kawat gigi. Mereka mengaku bahwa kawat gigi yang mereka pakai sempat memengaruhi karier mereka. Maklum, selama memakai kawat, mereka jadi tidak bisa bebas membuka mulut.
"Agak kagok kalau ngomong apa lagi nyanyi," aku Syaharani dulu.
Artis remaja Allysa Soebandono juga memakai kawat gigi. Si cantik ini juga mengaku agak kagok saat harus mengucapkan dialog sinetron. Tapi, semua penderitaan itu dijalaninya demi penampilan fisik yang lebih baik.
Pemain sinetron lainnya, Dhini Aminarti juga memakai kawat gigi. etapi kawat Dhini agak unik sebab behel itu dipasang di bagian dalam giginya sehingga tidak terlihat dari luar. Tetapi karena kawat giginya di bagian dalam, Dhini mengaku sedikit repot merawatnya.
"Kan pakai kawat gigi harus rajin bersihin gigi. Ini agak repot ngebersihinnya. Jadi, harus sering-sering ke dokter gigi deh," katanya.
Sama seperti artis lain yang memakai kawat gigi, Dhini mengaku jadi sulit berbicara. "Seperti ada yang mengganjal begitu," katanya.
Kawat gigi sudah dikenal sejak zaman Mesir Kuno (3.000 - 2.200 SM). Dahulu orang mengaitkan geligi dengan kawat emas untuk mencegahnya goyang. Pierre Fauchard pun sudah membahas cara merapikan gigi dalam buku The Surgeon Dentist pada 1728. Disusul Edward Hartley Angle, yang pada 1887 memperkenalkan alat perapi gigi dan tata penggolongan sederhana untuk maloklusi (ketakteraturan letak gigi), yang masih dipakai sampai sekarang. Berikutnya, Bourdet mengupas baris geligi dan penggunaan alat perapi dalam mulut dalam buku The Dentists Art (1957). (wik/sra)
Bagaimana Rasanya Pakai Kawat?
Efek penggunaan kawat gigi:
1. Mengalami sariawan disertai rasa ngilu
2. Mengalami inflamasi (radang gusi) yang menyebabkan gusi mudah berdarah
3. Nyeri/sakit yang dirasakan adalah hal yang wajar karena adanya proses Resorpsi dan aposisi ( hal ini yang menyebabkan gigi bisa berpindah). biasanya rasa nyeri ini akan hilang setelah 3-7hari.
Solusi untuk mengatasi rasa sakit itu:
1. Lakukanlah pengontrolan gigi minimal 3 minggu sekali
2. Menggunakan sikat gigi khusus, terutama untuk bagian celah gigi
3. Penggunaan sikat gigi yang bulunya keras bisa menyebabkan pembengkakan gusi
4. Rajin melakukan scalling (pembersihan karang gigi)
5. Mengonsumsi makanan yang tidak terlalu keras, karena makanan keras selain akan memberikan rasa sakit, juga bisa menyebabkan kawat terlepas. (wik)
0 komentar:
Posting Komentar