Bubur ayam memang menu sarapan yang lezat dan mudah didapatkan diberbagai tempat di Indonesia, selain karena rasanya yang enak bubur juga mengenyangkan dan murah. Namun siapa sangka, dibalik kenikmatan bubur yang kita santap ternyata mengintai berbagai penyakit didalamnya.
Banyak pedagang nakal yang menggunakan Pijer atau Boraks sebagai pendukung dagangannya, fungsinya adalah agar bubur jadi kental lebih dari 6 jam, berwarna putih cerah, tidak mudah berubah, dan tidak mudah basi. Biasanya proses pembuatan bubur 2 hingga 4 jam, tapi karena bantuan boraks maka lamanya proses pematangan bubur paling lama cukup hanya 3 jam saja agar matang sempurna. Penggunaan Pijer atau boraks di industri makanan seperti bubur sudah lama berlangsung dan terus-menerus dari generasi sebelumnya, dan masyarakat tidak ada yang komplain dan mereka merasa biasa-biasa saja itu karena boraks menumpuk sedikit demi sedikit didalam tubuh jika kita mengkonsumsinya dalam jedah waktu yang melambat atau tidak rutin setiap hari.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tatan Widiantara peneliti teknologi pangang univ.pasundan, Penggunaan boraks pada makanan ini dapat menyebabkan kerusakan pada oragan hati dan juga ginjal, dalam jangka waktu lama boraks dapat menyebabkan diare, pusing, mual, dan jangka waktu yang lebih lama adalah kematian yang disertai dengan gejala pada kerusakan reproduksi urin atau air kencing.
Tapi gak semua penjugal bubur melakukan kecurangan, ada beberapa trik agar kita bisa terhindar dari bubur berboraks ini.
Tips cara membedakan bubur asli dengan bubur yang bercampur boraks :
Bubur yang asli
- teksturnya tidak lengket jika disentuh
- jika didiamkan dalam jangka waktu lama bubur akan mengental dan lama-kelamaan cairannya akan hilang, ini dikarenakan air memiliki sifat pengikat
- bubur akan berubah aroma dan rasanya karena tidak menggunakan bahan pengawet
Bubur yang menggunakan boraks
- jika disentuh dengan tangan, maka akan terasa lengket seperti lem
- jika didiamkan dalam jangka waktu lama, maka tampilan bubur akan tetap sama seperti baru bahkan tetap terkesan basah hingga keesokan hari
- bubur berboraks tidak berbau basi dan rasanya tidak berubah pada saat pertama dibeli
Semoga bermanfaat
0 komentar:
Posting Komentar